Prestasi Indonesia di London Paralympic 2012
1. Agus Ngaimin
Hasil yang tidak menggembirakan diperoleh atlet renang difabel asal Cilacap, Agus Ngaimin. Prestasi gemilang yang diraihnya ketika menyabet lima medali emas Solo ASEAN Paragames 2011 tidak bisa diulangi di ajang paralimpiade kali ini. Turun di Kelas S6 Renang 100m gaya punggung, Agus Ngaimin di babak penyisihan bersaing dengan 6 perenang difabel lainnya. Sayangnya, Agus Ngaimin gagal melakukan start. Agus Ngaimin hanya bisa menyaksikan Tao Zheng (Cina) yang meraih medali emas, Hongguang Jia (Cina) yang meraih medali perak, dan Sebastian Iwanow (Jerman) yang meraih medali perunggu.2. Ni Nengah Widiasih
Ni Nengah Widiasih sangat termotivasi untuk meraih medali di Paralimpiade London 2012 berkat dua medali yang berhasil diraih atlet angkat berat Indonesia di Olimpiade London 2012. Turun di kelas -40 kg Group A, Ni Nengah Widiasih sebenarnya tampil cukup mengesankan dengan angkatan seberat 78 kilogram. Dengan angkatan itu, Ni Nengah Widiasih menempati posisi kelima dan belum bisa meraih medali. Pada kelas ini, medali emas diraih Nazmiye Muslu dari Turki (106 kg), medali perak diraih Zhe Cui dari Cina (97 kg), dan medali perunggu diraih Zoe Newson dari Britania Raya (88 kg). Kegagalan Ni Nengah Widiasih sebenarnya di luar perkiraan karena atlet difabel asal Bali ini sebenarnya memiliki rekor angkatan seberat 87 kg pada ajang Solo ASEAN Paragames 2011 lalu.3. Setiyo Budi Hartanto
Hasil cukup menggembirakan diraih atlet atletik difabel Indonesia, Setiyo Budi Hartanto. Pemuda asal Temanggung ini turun di dua kelas sekaligus, yaitu lompat jauh Kelas F46 dan lompat jangkit Kelas F46. Setiyo Budi Hartanto berhasil menembus final di dua kelas tersebut, namun gagal mempersembahkan medali untuk Indonesia. Tanggal 1 September 2012, Setiyo Budi Hartanto turun di final lompat jangkit Kelas F46. Setiyo Budi Hartanto yang juga seorang pegawai negeri sipil di Kemenpora ini berhasil melompat sejauh 13,41 meter. Dengan lompatan itu, Setiyo Budi Hartanto berhasil memecahkan rekor pribadinya 12.64 meter yang dicatatkan pada Guangzhou ASIAN Paragames 2010.Pada 3 September 2012, Setiyo Budi Hartanto berhasil mencatatkan rekornya sendiri dengan lompatan sejauh 6.44 meter. Namun rekor pribadinya tersebut belum bisa mengantarkannya untuk meraih medali dan hanya bisa memperoleh posisi kelima. Namun setidaknya, Setiyo Budi Hartanto pantas berbangga karena lebih unggul dibanding atlet Malaysia, Bahtiar Eryanto, yang menduduki posisi ketujuh dengan lompatan sejauh 6.35 meter. Dalam dua kelas yang diikuti Setiyo Budi Hartanto, atlet difabel asal Cina, Fuliang Liu, berhasil menyabet dua medali emas dengan raihan new world record 7.15 meter (lompat jauh) dan 15.20 meter (lompat jangkit).
4. David Jacobs
Berbekal peringkat ketiga dunia yang dimilikinya, David Jacobs langsung melaju ke perempat final tenis meja Kelas 10, tanpa harus melalui babak penyisihan. Semangat David Jacobs semakin tinggi karena selama di London ditemani istri, anak, dan orangtuanya. Di kelas dengan tingkat kecacatan paling rendah itu, David Jacobs langsung bertemu dengan Xiaolei Lu dari Cina pada tanggal 1 September 2012. David Jacobs berhasil mengatasi Xiaolei dengan skor 3-1 (12:10, 8:11, 12:10, 11:3). Pada hari yang sama, David Jacobs melawan semifinalis yang juga berasal dari Cina, Ge Yang. Sayangnya, David Jacobs harus menyerah dari Ge Yang dengan skor 3-1 (13:11, 12:10, 5:11, 13;11) setelah melalui kejar-kejaran poin yang cukup sengit.Tanggal 2 September 2012, David Jacobs masih memiliki harapan untuk mempersembahkan medali untuk kontingen Indonesia. Dalam perebutan medali perunggu itu, David Jacobs bertemu dengan Jose Manuel Ruiz Reyes, petenis meja asal Spanyol yang pernah mengalahkannya 3-2 di Sheffield Ope 2011. David Jacobs mencoba mengevaluasi kekalahannya tersebut dan mencari strategi terbaik. Hanya dengan waktu 25 menit, David Jacobs berhasil mengalahkan Jose Manuel Ruiz Reyes dengan skor 3-1 (11:9, 7:11, 11:5, 11:6). Berkat kemenangan itu, Sang Saka Merah-Putih bisa berkibar di ExCel London. Selain menjadi satu-satunya medali yang diraih kontingen Indonesia, medali perunggu ini juga menjadi medali paralimpiade pertama sejak tahun 1996.
Kemenpora sebenarnya tidak memberikan target apa-apa bagi empat atlet difabel tersebut. Bisa mengirimkan empat atlet difabel saja sudah merupakan prestasi tersendiri karena sebelumnya Indonesia hanya mengirimkan satu atlet difabel pada paralimpiade sebelumnya. Menurut saya, medali perunggu yang diraih David Jacobs menjadi motivasi bagi pemerintah untuk memberikan dukungan penuh bagi atlet-atlet difabel Indonesia. 22 atlet olimpiade Indonesia meraih satu medali perak dan medali perunggu Olimpiade 2012, sedangkan 4 atlet paralimpiade Indonesia meraih satu medali perunggu Paralimpiade 2012. Jadi, atlet difabel tidak kalah dibanding atlet normal, kan?
http://giewahyudi.com/prestasi-indonesia-di-london-paralympic-2012/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar